Rebug, 12 Juli 2024

Sadranan adalah tradisi yang dilakukan oleh orang jawa sebagai rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang ada di suatu desa.

Di Desa Rebug kegiatan sadranan rutin dilakukan 1 tahun sekali, yaitu pada hari jum'at kliwon pada bulan suro/muharam, agenda kegiatan tersebut dimulai dari 2 minggu sebelum hari H, yaitu rapat panitia untuk membahas mengenai iuran/becer, sinoman dan agenda untuk kerja bakti. Anggaran untuk kegiatan tersebut diambil dari iuran warga Desa Rebug atau pun warga dari luar Desa Rebug, untuk tahun 2024 ini besaran iuran sebesar Rp. 40.000,-. Iuran/becer tersebut di pergunakan untuk membeli kambing dan domba, juga membeli peralatan lain yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut, bilamana dari iuran/becer ada sisa biasanya di simpan dan dipergunakan untuk merenovasi atau membangun sarana prasarana di sekitar makam.

Sadranan yang ada di Desa Rebug di adakan di 2 tempat, yaitu di makam leluhur simbah nyai Jiwo dengan masyarakat yang hadir dari RT 01 RW 02, RT 02 RW 02 dan RT 03 RW 02 dan makam leluhur simbah kertosari kakung dan putri dengan masyarakat RT 01 RW 01, RT 02 RW 01 dan RT 01 RW 03. 

Rangkaian acara pada kegiatan sadranan di Desa Rebug di awali dari malam Jum'at Kliwon setelah shalat isya, berkumpul di area makam untuk doa bersama, dilanjutkan pada pagi harinya warga masyarakat datang ke area makam sambil membawa ayam jantan kemudian di olah dan di masak bersama. Hasil dari olahan atau masakan tersebut di bagikan kembali kepada warga masyarakat yang ikut iuran/becer. hal yang menarik dan khas dari kegiatan ini adalah dalam memasak ayam atau pun kambing hanya dilakukan oleh laki-laki.

Kegiatan ini adalah sebuah tradisi yang turun temurun dari jaman dahulu, yang intinya sebagai rasa syukur kita dan sebagai sarana doa kepada leluhur yang konon ceritanya telah melindungi Desa Rebug dari para penjajah.